Mengingkari Adzab Kubur dengan Akal
Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Nur
Mengingkari Adzab Kubur dengan Akal merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Al-Qiyamah Ash-Shughra yang disampaikan oleh Ustadz Ali Nur, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 14 Ramadhan 1442 H / 26 April 2021 M.
Kajian Tentang Mengingkari Adzab Kubur dengan Akal
Orang-orang ateis dan folosofis mengingkari adanya adzab kubur. Mereka mengatakan bahwa adzab kubur tidak hakiki. Alasannya adalah mereka pernah membongkar kuburan dan ternyata tidak melihat apa yang diberitakan oleh nash-nash, baik Al-Qur’an maupun hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalam hal ini, sudah sering kita singgung. Bahwasanya ketika kita bicara masalah ghaib, maka akal pikiran kita sangat terbatas untuk menjangkaunya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan bahwa setelah ruh dicabut dan dinaikkkan ke langit, lantas nanti dikembalikan ke jasadnya. Tentu ini tidak bisa dinalar oleh akal kita.
Hal-hal seperti ini tidak bisa menjadi alasan untuk mengingkari perkara tersebut. Kalau seandainya kita jadikan akal sebagai standar kebenaran, maka banyak sekali perkara-perkara yang harus kita ingkari. Bukan hanya masalah ghaib, bahkan urusan dunia kita pun harus kita ingkari.
Maka tidak bisa akal dijadikan standar untuk menetapkan kebenaran. Ini dikarenakan akal manusia terbatas dan disamping itu akal juga memiliki keterbatasan yang berbeda dantara satu dengan yang lainnya.
Lihatlah bagaimana iblis yang menjadi sesat gara-gara dia mengandalkan akalnya. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Ketika kami berkata kepada para malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam.’ Maka semuanya sujud kecuali iblis, dia enggan dan takabur tidak mau sujud kepada Adam, dia mengingkari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Baqarah[2]: 34)
Ketika Allah bertanya kepada iblis tentang apa yang menghalangi kamu untuk sujud? Maka mulailah iblis menggunakan akalnya. Dia mencerna dan memahami perintah Allah dengan akalnya. Iblis berkata:
أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ
“Aku lebih baik daripada Adam.”
Apa hujjah iblis sehingga dia memiliki kesimpulan bahwa dia lebih baik daripada Adam? Yaitu bahwa menurut akal pikiran iblis:
خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
“Karena Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan adam dari tanah.” (QS. Al-A’raf[7]: 12)
Menurut akalnya iblis, bahwasanya tidak layak sesuatu yang diciptakan dari api sujud kepada sesuatu yang diciptakan dari tanah. Karena menurut dia api lebih mulia dibandingkan tanah, sehingga (menurut dia) perintah Allah ini tidak layak untuk dilaksanakan.
Na’udzubillahi min dzalik. Perintah Allah dinalar kelayakannya dengan akal. Ini sangat berbahaya, saudaraku.
Oleh karena itu akal tidak bisa berjalan sendiri, dia harus dibimbing oleh wahyu. Kalau tidak dibimbing oleh wahyu, akal akan menuju jalan sesat yang ujungnya adalah neraka jahannam.
Jadi kalau menurut mereka adzab kubur tidak bisa diterima gara-gara mereka pernah membongkar kuburan tapi ternyata tidak mereka dapati apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jelas ini membantah Al-Qur’an dan Sunnah dengan akalnya.
Masalah adzab kubur juga diingkar oleh orang-orang Khawarij dan sebagian Mu’tazilah. Pendapat mereka yang mengingkari adanya adzab kubur jelas diselisihi oleh seluruh Ahlus Sunnah.
Ahlus Sunnah meyakini bahwa adzab kubur itu ada. Hal ini karena ada di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50144-mengingkari-adzab-kubur-dengan-akal/